media

Pandemi Covid-19: Awal Senjakala Media?

Pandemi COVID-19 telah melahirkan krisis di berbagai sektor, mulai dari pariwisata, manufaktur, ekonomi, transportasi, tanpa terkecuali, sektor komunikasi seperti media. Terbukti, beberapa media nasional Indonesia telah melakukan layoff demi menekan pengeluaran perusahaan dan mempertahankan eksistensinya di tengah situasi ini.

Seperti salah satu media berbahasa Inggris di Indonesia yang baru-baru ini mengumumkan langkah keputusan layoff-nya. Hal tersebut dikarenakan pengeluaran gaji karyawan hampir mendominasi total pengeluaran perusahaan hingga 75%. Tingginya pengeluaran gaji yang harus dibayar ini tidak seimbang dengan minimnya pemasukan media selama pandemi.

Selama pandemi Covid-19, minat pelaku usaha untuk beriklan menurun drastis semenjak unit-unit usaha goyah kala pemerintah meminta masyarakat berdiam diri di rumah. Akibatnya, pembelian barang dan jasa oleh masyarakat ikut menurun. Brand atau perusahaan pada akhirnya menekan biaya iklan di media massa di mana media massa menggantungkan sebagian besar pemasukannya dari iklan.

Jurnalis yang Berjasa

Kilas balik media di awal-awal pandemi, jurnalis telah menjadi pahlawan bagi bangsa dengan turun ke lapangan dan meliput perkembangan terkini situasi Covid-19. Melalui lensa kamera dan tulisan wartawan, masyarakat dibantu untuk melihat seberapa mengerikannya virus Covid-19, betapa terpuruknya situasi ekonomi kini, dan bagaimana masyarakat dapat berkontribusi dalam menekan angka kasus Covid-19.

Bukan perkara mudah untuk tetap bekerja di kala pemerintah meminta masyarakat berdiam diri di rumah. Sama seperti masyarakat pada umumnya, para jurnalis juga merasakan kekhawatiran cukup besar akan resiko terpapar Covid-19 selama bekerja di lapangan. Namun, ketulusan dan rasa tanggung jawabnya sebagai salah satu garda wawasan yang dipercaya masyarakat, menggerakkan mereka untuk tetap menyediakan informasi bagi masyarakat dengan mengaplikasikan protokol kesehatan.

Membangkitkan Industri Media

Dewan Pers dan berbagai organisasi jurnalistik mendorong pemerintah terutama kementerian komunikasi dan kementrian keuangan untuk memberikan insentif kepada media, sekira nya ada tujuh permintaan insentif yang diajukan meliputi penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN), BPJS, keringanan cicilan pajak, pengalihan biaya anggaran belanja iklan pemerintah, dan sebagainya.

Selain upaya insentif yang diberikan pemerintah, Google Indonesia juga berinisiatif dengan program “Google for Media” dengan tiga cara diantaranya Google berusaha mengembangkan model bisnis untuk mendorong pertumbuhan berlanjut, mengangkat dan memperkuat jurnalisme Indonesia yang berkualitas, dan memampukan lembaga-lembaga berita melalui inovasi teknologi yang dikembangkan.

Penghujung tulisan, kami, keluarga besar Media Buffet yang selama ini mempunyai hubungan dekat dengan rekan-rekan media turut prihatin terhadap apa yang tengah dihadapi media saat ini.

Matahari akan kembali terbit setelah terbenam, media akan kembali bersinar setelah harus diuji ketahanannya.

Kami berharap, teman-teman jurnalis yang harus dirumahkan dapat segera mendapatkan peluang lebih baik dan juga bagi industri media tetap bangkit demi menyiarkan pemberitaan kepada publik.

Written by Runi & Hani, PR Consultant at Media Buffet PR

Share with
Popular Post
Archives
en_US